Saturday, December 31, 2011

Antena Kaleng untuk Wirreles

Konsep dasar gaya hidup hijau, yakni reuse, refill, dan recycle, juga berlaku di dunia teknologi informasi. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad Salahuddien Manggalany atau yang akrab dipangil Didin atau Pataka. Didin mendaur ulang kaleng menjadi antena wireless LAN. Awalnya memang isengiseng sebagai wadah eksperimental, namun kini, bisnis ini telah menjadi lahan baru yang cukup menjanjikan.

Sebenarnya isitilah antena kaleng bukan penyebutan yang benar. Sebab, kaleng dalam keseluruhan antena ini, hanya berfungsi sebagai balancing saja.Didin menganalogikan dengan antena helical pada HT yang sebenarnya hanya balancing, bukan antena.

Didin mulai menekuni bisnis pembuatan antena kaleng sejak tahun 2002. Awalnya, Didin yang melakukan bersama Bino Utomo ini, menggunakan kaleng susu anaknya sebagai bahan eksperimen. Sayang sekali, saat itu spectrum analyzer susah dicari sehingga Didin dan Bino tidak bisa menganalisis performance antena kaleng buatan sendiri. Mereka hanya menganalisis berdasarkan jarak jangkauan dan stabilitas koneksi saja. Sedangkan signaling tidak bisa dianalisis tanpa tool. Jadi, saat itu tidak diperoleh data kebocoran sinyal, adanya spletter ke frekuensi lain, dan lain sebagainya.

Lambat laun, Didin mulai menganalisis sendiri berdasarkan trial and error. Dan berhasil menemukan beberapa titik kritis dalam pembuatan antena kaleng. Misalnya, antena kaleng itu umumnya punya sudut pancaran (beamwidth) 15 derajat. Hal ini diketahui dengan membandingkan sudut pancaran signal antena jadi.

Didin juga memanfaatkan secara maksimal panduan-panduan mengenai antena wireless yang ada di Internet.Tak jarang Didin mencari orang yang dianggap pakar untuk diajak berdiskusi.

Dari hasil trial and error, diskusi, mencoba lagi, eksperimen, dan panduan di Internet, Didin akhirnya menemukan cara optimal merakit antena kaleng.

Cara-cara optimal tersebut meliputi perhitungan ideal, teknis pemasangan, hingga mekanisme pointing yang benar. Hasilnya, antena kaleng buatan Didin berani diadu dengan antena wireless orisinal.

Saat sudah menemukan teknik ideal perakitan antena kaleng, terjadi hal yang menguntungkan di dunia Internet Indonesia. Yakni tren layanan baru Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan aplikasi wireless mulai marak. Di samping itu, banyak ISP yang mengubah topologinya dengan misi mendekatkan diri ke konsumen. Yakni konfigurasi dan topologi jaringan wireless LAN outdoor low range dengan maximum density.

“Maksudnya,” lanjut Didin, “ISP mendirikan Base Transmission Station (BTS) baru di sekitar konsentrasi kliennya, dengan jangkauan rendah (sekitar 1-2 km) untuk menjangkau pelanggan yang terkonsentrasi di daerah tersebut.”

Teknik Pemasangan
Pembuatan antena kaleng sendiri melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah pembuatan antena kaleng itu sendiri. Dilanjutkan dengan pemasangan dan pointing. Panduan langkah demi langkah pembuatan antena kaleng kami sertakan dalam boks khusus di akhir artikel ini. Panduan tersebut dibuat khusus untuk PC Media. Dan diperagakan oleh dua orang staf Didin, yakni Andi Fauzi Firdaus dan Erwan Noor.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum melakukan instalasi. Yakni, gunakan perhitungan Link Budget Calculator dari http://www.satsig.net/link-budget.htm. Dan untuk kalkulasi site survey menggunakan situs http://www.cplus.org/rmw/english1.html.

Setelah terpasang dan sudah di-pointing, bandingkan gain antena wave guide dengan antena existing link yang sudah ada. Pasang antena di tower atau pipa kemudian lakukan pointing sampai maksimal dan siap digunakan.

Jangan lupa, perhatikan cuaca untuk keselamatan antena dan radio. Jangan pernah melakukan pointing saat mendung, apalagi hujan. Baik di lokasi pemasangan atau di ISP yang hendak dituju. Bagaimanapun, antena wave LAN, baik kaleng atau orisinal, masih sensitif terhadap cuaca.

Beragam Bentuk Berbeda Cara
Ada perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB di dalamnya. Seperti produk Iconnect. Namun, ada juga yang masih konektornya UTP biasa, seperti produk Compex, Senao, Planet, dan lain sebagainya.

Untuk perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB atau mini router atau NAT gateway, bisa langsung dipasang ke komputer pengguna, tanpa melewati router lagi. Namun, jika model perangkat radio yang dipasang masih tipe bridging biasa, dibutuhkan router. Terutama jika koneksi hendak di-share ke beberapa klien.

Namun jika hanya untuk satu single user, bisa langsung dipasang melalui ethernet card. Menurut Didin, ISP di Indonesia umumnya memilih produk yang sudah memiliki router atau NAT gateway. Sebab, selain lebih mudah pengaturan atau setting-nya, juga topologinya lebih fleksibel.

Setelah siap dipasang, tinggal pointing untuk mencapai sinyal dari ISP. Menurut Didin, antena yang sudah dirakit dengan cara seperti ini bisa menjangkau 1 hingga 2 km.

Untung Wafer
Sayangnya, Didin yang juga menjadi Dewan Presidium IndoWLI (komunitas pegiat wireless Indonesia) ini belum tertarik menjadikan bisnis antena kaleng sebagai usaha dalam skala besar. Dengan entengnya, Didin mengaku bahwa sering kali dia mengerjakan antena kaleng hanya memperoleh keuntungan berupa wafer yang dimakan karena kalengnya hendak digunakan sebagai bahan utama antena.

Naluri bisnis Didin yang rendah, muncul karena alasan idealis. Menurut Didin, “Membuat antena kaleng itu dasarnya cuma eksperimen dan hobi. Selain mengajak orang supaya jadi pintar.” Didin, khususnya dalam penyediaan jasa pembuatan antena kaleng, sebenarnya hanya melayani kalangan pengguna yang suka eksperimen, bukan komersial murni. Dan ongkos pengerjaan pun disebutnya sebagai “biaya kemalasan” orang yang tidak mau eksperimen sendiri atau masih takut mengambil risiko peralatan radio.

Sering kali orang datang ke Didin membawa material sendiri. Di tempat Didin, mereka meminjam peralatan yang relatif lengkap dan meminta supervisi saja. Jangankan menerima ongkos, Didin malah lebih sering harus menyediakan suguhan kepada para tamu yang seperti ini. Namun dia tidak keberatan. Sebab, klien tipe seperti ini kebanyakan adalah mahasiswa dan teman-teman sendiri.

Ke depannya, Didin tidak berharap banyak dari bisnis yang semestinya sangat prospektif ini. Pria yang masih menjalani kuliah di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang ini, hanya berharap semakin banyak orang mencoba dan berani menggunakan antena buatan sendiri. Secara bisnis, Didin masih banyak menerima pendapatan dari penjualan antena orisinal. Apalagi perusahaan Lintas Langit yang dikelolanya juga menjadi reseller beberapa produk antena impor. Baik dari Eropa, Cina, ataupun Taiwan. Namun, nama Didin lebih dikenal sebagai perakit antena kaleng daripada sebagai reseller
antena impor.

Didin juga melayani banyak permintaan pesanan dari luar kota, bahkan luar pulau. Saat diwawancarai, Didin tengah membuat beberapa antena kaleng pesanan dari pengguna di Pontianak dan Pekan Baru.

Bahkan di Malang, banyak warung Internet menggunakan antena kaleng buatan Didin untuk menghemat investasi perangkat. Warung Internet menggunakan antena kaleng untuk berhubungan dengan ISP, atau menghubungkan beberapa warung Internet dalam satu grup. Hampir semua ISP, memang tidak keberatan jika klien menggunakan antena kaleng. Sebab, yang terpenting adalah koneksinya, bukan fisiknya.

Namanya juga perakit antena, untuk suvenir sahabat pun Didin memberi sebuah antena kaleng buatannya sendiri. Berbeda dengan antena lain yang dibuat apa adanya, antena khusus hadiah ini diberi banyak polesan. Misalnya dilapisi antikarat, diberi tutup yang cantik, dan dudukan antena yang bagus. Tidak kalah kemasannya dengan antena biasa.

Jadi sekarang ada dua pilihan bagi kita. Membisniskan antena kaleng, atau menjadi penggunanya. Yang jelas, kita tahu sekarang, mengapa begitu banyak kaleng susu dan wafer di atas rumah tetangga.

CARA PEMBUATAN ANTENA KALENG

1. Pertama, siapkan peralatan dan bahan-bahan. Mulai bor, penggaris, hingga kaleng bekas dengan profil dimensi yang sesuai. Dalam contoh yang diperagakan, digunakan kaleng bekas Quaker Outmeal. Kaleng ini setara dengan kaleng susu instan ukuran 400 gr, Twister Stick Snack, atau kaleng buah produk Cina.

Kemudian, kaleng dibersihkan dan diratakan mulutnya agar tidak melukai tangan. Pastikan kaleng sudah bersih dan kering sebelum masuk ke tahap berikutnya. 1

2. Dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan tinggi kaleng. Masukkan ukurannya dalam rumus untuk menentukan titik wave guide dan penguatannya. Rumus bisa dilihat di situs pada akhir artikel ini.

Siapkan konektor N Female Panel Mount dan membuat wave guide sesuai hasil kalkulasi dimensi kaleng dan frekuensi yang telah diperoleh sebelumnya dari rumus.

3. Ukur lokasi dari dasar kaleng dan bor titik wave guide. Kemudian buat lubang baut dudukan konektor N Female Panel Mount.

Tahap berikutnya adalah perkabelan. Kupas inner tembaga kabel CNT/LMR-200 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk wave guide. Lanjutkan dengan menyambung kabel inner Wave Guide ke konektor N Female Panel Mount.

Panjang kabel jumper adalah kelipatannya hasil yang diperolehdari rumus: berdasarkan rumus (3 x 108 (rambatan sinyal di udara)/frekuensi dalam khz) x 0,92 (koefisien kabel).

Sedangkan loss akibat kabel dihitung berdasar situs www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html.

4. Pasang wave guide yang sudah tersolder di ke lubang di kaleng. Eratkan baut konektor ke kaleng. Jangan lupa untuk segera menutup dengan rubber silicon sebagai pelindung dari kebocoran air dan mencegah terjadinya karat pada konektor.

Bor dasar kaleng untuk memasang clamp mounting ke tower atau dudukan antena. Solusi lain, bisa juga menggunakan besi plat untuk stang kaleng. Intinya, kaleng bisa ditempelkan kuat ke tower atau tiang tanpa kesulitan. Tentu saja, wave guide tidak boleh bergeser atau bergerak ke titik yang lain.

5. Potong kabel RG-8 9913/CNT/LMR-400 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk jumper dengan panjang kelipatan 11,5 cm. Perhatikan situs referensi untuk melihat rumus perhitungan cable balancing.

Pasangkan konektor N Male atau N Female ke jumper. Lalu lindungi sambungan konektor dengan rubber silicon.

Setelah terpasang kuat, baru masuk tahap finishing, yakni pemasangan tutup depan kaleng. Tutup depan ini perlu diperhatikan bahannya, tidak dari bahan metal. Jadi bisa plastik atau PVC. Kemudian semua celah diberi silicon gel, untuk penahan air. Lalu dimulailah pengecatan bodi kaleng sesuai selera.

6. Setelah terangkai semua dengan kuat dan enak dilihat, maka antena kaleng siap dipasang. Ada dua cara pemasangan antena kaleng ini. Keduanya tidak jauh berbeda dengan pemasangan antena wave LAN biasa. Kedua cara ini tergantung pada jenis perangkat radio yang digunakan.

No comments:

Post a Comment